Caliber:45 ACP/140 mm
panjang stock:406 / 635 mm
fire speed : 800-1.100 putaran per menit
jarak efektif : 100 m
panjang stock:406 / 635 mm
fire speed : 800-1.100 putaran per menit
jarak efektif : 100 m
Kriss Super V a.k.a. TDI Vector dikembangkan oleh Transformational Defense Industries. Senjata ini termasuk Sub Machine Gun (SMG) kaliber 45 ACP (Automated Colt Pistol). Senjata ini menggunakan recoil dan desain in-line yang tidak simetris untuk mengurangi recoil dan tembakan tidak terarah. Sistem operasi ini dikenal sebagai Kriss Super V. "Kriss". Mereka mengambil nama senjata ini dari senjata tradisional orang Jawa, Keris.
Sistem dari Kriss ini mengurangi recoil dengan cara menyalurkannya dengan menggunakan berat dari belakang magasin senjata ini. In-linenya dibuat sejajar dengan barel senjata sebagaimana M16 dan FG42, serta senjata ini juga didesain sejajar dengan tangan penembak. Jika digabung, faktor-faktor tersebut dapat mengurangi recoil yang dirasakan. Dengan senjata ini, orang bisa menembak dua peluru dalam satu lubang. Artinya, senjata ini tidak goyang sama sekali ketika ditembakkan.
Sejak dulu, semua jenis Machine Gun maupun SMG memiliki maslah yang sama, yaitu recoil yang sangat besar. Masalah ini menyebabkan pengguna senjata jenis ini harus sering menggerakkan senjatanya agar tetap menembak pada satu titik, dan hal ini sungguh merepotkan terutama dalam perang. Hal ini selalu terjadi sesuai dengan Hukum III Newton.
Jika benda pertama melakukan gaya pada benda ke dua, maka benda kedua akan melakukan gaya yang sama besar pada benda pertama, tetapi arahnya berlawanan dengan arah gaya yang diberikan benda pertama.
Secara matematis, huklum 3 Newton dinyatakan sebagai berikut:
F(aksi) = -F(reaksi)
Syarat-syarat gaya aksi reaksi yaitu:
1. Arahnya berlawanan.
2. Besarnya sama (karena sistem diam).
3. Bekerja pada benda yang berbeda, F(aksi) pada benda yang diberi gaya dan F(reaksi) pada pemberi gaya.
F(aksi) = -F(reaksi)
Syarat-syarat gaya aksi reaksi yaitu:
1. Arahnya berlawanan.
2. Besarnya sama (karena sistem diam).
3. Bekerja pada benda yang berbeda, F(aksi) pada benda yang diberi gaya dan F(reaksi) pada pemberi gaya.
Masalah ini adalah yang dipikirkan oleh para perancang senjata pada Transformational Defense Industries atau lebih dikenal dengan nama TDI. Mereka ingin membuat senjata yg dapat menghilangkan masalah klasik tadi. Setelah sekian lama penelitian, mereka akhirnya menemukan suatu solusi, solusi ini disebut dengan Kriss Super V System.
Sistem ini tetap berdasar pada Hukum III Newton. Namun, para engineer TDI dengan cerdik menyiasati Hukum ini. Tidak seperti senjata lainnya, dimana gaya reaksi diarahkan ke pundak penembak, menyebabkan recoil dan pembelokan arah moncong senjata, KRISS System mengarahkan gaya ini ke bawah, membuat recoil tidak dirasakan lagi oleh penembak, dan mereka bisa menembak dengan akurat.. mereka mengklaim bisa mengurangi 60% recoil dan 95% perubahan arah laras senjata. Dan pada kenyataannya, dengan senjata ini, orang bisa menembak dua peluru dalam satu lubang. Artinya, senjata ini tidak goyang sama sekali ketika ditembakkan.
Bagaimana mereka bisa membelokkan gaya recoil ? Ini penjelasannya
Para desainer Kriss dengan cerdik mengubah arah kerja selongsong, dari yang sebelumnya ke belakang, menjadi ke bawah. Mereka menanamkan per agar selongsong bisa kembali ke tempat semula. Itulah bagaimana cara mereka membelokkan recoil.
Sistem ini tetap berdasar pada Hukum III Newton. Namun, para engineer TDI dengan cerdik menyiasati Hukum ini. Tidak seperti senjata lainnya, dimana gaya reaksi diarahkan ke pundak penembak, menyebabkan recoil dan pembelokan arah moncong senjata, KRISS System mengarahkan gaya ini ke bawah, membuat recoil tidak dirasakan lagi oleh penembak, dan mereka bisa menembak dengan akurat.. mereka mengklaim bisa mengurangi 60% recoil dan 95% perubahan arah laras senjata. Dan pada kenyataannya, dengan senjata ini, orang bisa menembak dua peluru dalam satu lubang. Artinya, senjata ini tidak goyang sama sekali ketika ditembakkan.
Bagaimana mereka bisa membelokkan gaya recoil ? Ini penjelasannya
Di SMG biasa, ada berbagai cara untuk menekan recoil, diantaranya dengan membuat semacam lubang2 di ujung laras. Usaha juga dilakukan dengan memakai peluru milik pistol yang lebih stabil. Namun, pada akhirnya recoil akan terjadi, karena ada gerakan semacam selongsong yang mengarah ke belakang.
Para desainer Kriss dengan cerdik mengubah arah kerja selongsong, dari yang sebelumnya ke belakang, menjadi ke bawah. Mereka menanamkan per agar selongsong bisa kembali ke tempat semula. Itulah bagaimana cara mereka membelokkan recoil.
http://militaryvids.wordpress.com/
http://www.kriss-tdi.com/index.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar