Rabu, 07 April 2010

Sebelum Gempa Aceh, Muncul Awan Aneh di Tangerang

JAKARTA, TRIBUNNEWS.COM- Beberapa hari sebelum terjadinya peristiwa gempa bumi dengan kekuatan 7,2 skala richter di Tenggara Sinabang, Nangroe Aceh Darusalam, Rabu (7/4), sejumlah warga di kawasan Vila Dago Tol, Tangerang Selatan, jauh-jauh hari sudah memprediksikan bakal akan ada bencana alam di negeri ini.

"Kok dalam beberapa hari ini udara di sini terasa panas. Jangan-jangan sebentar lagi akan ada bencana alam," tanya Pak Ami, warga Vila Dago Tol, Tangerang Selatan, kepada Tribunnews.
Dugaan bakal akan ada bencana alam itu diperkuat dengan munculnya awan aneh yang terlihat di atas Kota Tangerang. Awan memanjang yang biasa disebut awan gempa itu sempat diprotret Tribunnews, tanggal 1 April 2010 siang.
Biasanya fenomena awan aneh yang memanjang membelah langit hingga puluhan kilometer biasa dijuluki masyarakat sebagai awan gempa. Awan gempa pernah terlihat sebelum gempa besar melanda Kobe, Jepang, 17 Januari 1995.
Awan serupa juga pernah terlihat warga Bantul sebelum gempa yang meluntuhlantakkan Yogyakarta dan Jateng. Waktu itu, awan tersebut muncul Rabu (12/7/2006) tengah malam, terlihat jelas karena langit sedang terang bulan.
Munculnya awan semacam ini membuat sebagian warga cemas dan khawatir. Awan aneh ini menjadi perbincangan hangat di milis-milis internet.
Dalam tayangan soal gempa di Fuji TV disebutkan salah satu ciri terjadinya gempa adalah adanya awan yang memanjang. Selama ini gempa sulit diprediksi, dan mungkin dengan adanya fenomena awan ini bisa menjadi tanda yang harus diwaspadai akan terjadinya gempa.
Jika melihat ke langit ada awan yang berbentuk aneh seperti angin puting beliung atau seperti pohon atau seperti batang yang bentuknya vertikal kemungkinan besar itu adalah awan yang disebut awan gempa. Awan ini muncul sebelum gempa terjadi.
Sebelumnya di tahun 1993, awan gempa terlihat satu hari sebelum gempa Kagoshima. Awan seperti ini juga terlihat hanya empat jam sebelum terjadi gempa Nigata 2004. Awan berbentuk aneh itu terjadi karena adanya gelombang elektromagnetis berkekuatan sangat besar dari dalam perut bumi, sehingga menyerap daya listrik yang ada di awan.
Makanya, bentuk awannya seperti tersedot ke bawah. Gelombang elektromagnetis itu sendiri terjadi akibat adanya pergeseran atau patahan lempeng bumi.
Namun ada awan seperti itu di langit juga belum tentu itu awan gempa. Mungkin saja karena asap pesawat jet atau memang bentuk awannya memang seperti itu karena pergerakan angin. Jika memang terjadi awan seperti itu, coba dilakukan uji medan elektromagnetis di dalam rumah.
Misalnya dengan mengecek siaran TV. Lalu coba lihat mesin fax, apakah lampunya tiba-tiba blinking atau tidak padahal lagi tidak ada transmit data. Selain itu, coba matikan arus listrik lalu cek apakah lampu neon tetap menyala redup walaupun tidak dialiri arus listrik.
Jika semua tanda itu terlihat maka besar kemungkinan tengah terjadi gelombang elektromagnetis luar biasa yang kasat mata dan tidak bisa dirasakan manusia. Jika ada awan gempa di langit dan terbukti ada gelombang elektromagnetis luar biasa, belum tentu juga akan terjadi gempa.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar